Alasan Presiden Jokowi Izinkan Gloria Ikut Paskibraka
Diterbitkan : 17/08/2016 02:14
TEMPO.CO, Jakarta - Gloria Hamel akhirnya diizinkan bergabung bersama Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Sang Saka Merah Putih di Istana Kepresidenan, Rabu, 17 Agustus 2016, setelah diizinkan oleh Presiden Joko Widodo. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan ada alasan di balik keberhasilan Gloria ikut proses penurunan bendera.
“Pertama, karena publik berempati terhadap nasib Gloria. Presiden Joko Widodo sangat merespons akan hal itu dan langsung mengambil langkah cepat (memanggil Gloria ke Istana dan pendampingan oleh Kemenpora),” ujar Imam saat ditemui awak media di Wisma Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Rabu siang.
Gloria menjadi sorotan akibat status kewarganegaraannya. Ia gagal menjadi anggota Paskibraka di perayaan HUT ke-71 RI karena dianggap pemerintah sebagai warga negara Perancis dilihat dari kepemilikan paspornya.
Hal itu ternyata sampai ke telinga Presiden Joko Widodo. Pada perayaan HUT ke-71 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo memanggilnya ke Istana Kepresidenan yang berujung pada diperbolehkannya ia bergabung ke prosesi penurunan bendera.
Imam melanjutkan, bahwa Gloria akhirnya diberikan izin juga karena faktor karakter. Menurut Presiden Joko Widodo, kata Imam, Gloria terlihat tidak menyerah dan tidak menyalahkan siapa pun dalam kasus kewarganegaraannya sehingga patut diapresiasi dengan pemberian izin ikut prosesi penurunan bendera.
“Sikapnya, hatinya, sungguh mulia. Dia bahkan bisa paham bahwa permasalahan kewarganegaraannya karena penegakan hukum sehingga tidak perlu menyalahkan siapa pun. Ia melihat segala hal yang ia hadapi sebagai tantangan untuk lebih baik lagi,” ujar Imam.
Gloria rencananya akan jadi pembawa bendera dalam prosesi penurunan bendera Merah Putih nanti sore. Namun, Imam mengaku belum tahu apakah Gloria sudah siap betul untuk agenda nanti sore, terutama dalam hal seragam. “Masalah teknis saja sebenarnya. Saya yakin panitia bisa mencari solusinya,” ujarnya.
“Pertama, karena publik berempati terhadap nasib Gloria. Presiden Joko Widodo sangat merespons akan hal itu dan langsung mengambil langkah cepat (memanggil Gloria ke Istana dan pendampingan oleh Kemenpora),” ujar Imam saat ditemui awak media di Wisma Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Rabu siang.
Gloria menjadi sorotan akibat status kewarganegaraannya. Ia gagal menjadi anggota Paskibraka di perayaan HUT ke-71 RI karena dianggap pemerintah sebagai warga negara Perancis dilihat dari kepemilikan paspornya.
Hal itu ternyata sampai ke telinga Presiden Joko Widodo. Pada perayaan HUT ke-71 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo memanggilnya ke Istana Kepresidenan yang berujung pada diperbolehkannya ia bergabung ke prosesi penurunan bendera.
Imam melanjutkan, bahwa Gloria akhirnya diberikan izin juga karena faktor karakter. Menurut Presiden Joko Widodo, kata Imam, Gloria terlihat tidak menyerah dan tidak menyalahkan siapa pun dalam kasus kewarganegaraannya sehingga patut diapresiasi dengan pemberian izin ikut prosesi penurunan bendera.
“Sikapnya, hatinya, sungguh mulia. Dia bahkan bisa paham bahwa permasalahan kewarganegaraannya karena penegakan hukum sehingga tidak perlu menyalahkan siapa pun. Ia melihat segala hal yang ia hadapi sebagai tantangan untuk lebih baik lagi,” ujar Imam.
Gloria rencananya akan jadi pembawa bendera dalam prosesi penurunan bendera Merah Putih nanti sore. Namun, Imam mengaku belum tahu apakah Gloria sudah siap betul untuk agenda nanti sore, terutama dalam hal seragam. “Masalah teknis saja sebenarnya. Saya yakin panitia bisa mencari solusinya,” ujarnya.
EmoticonEmoticon